Kalau aku masih anak kecil, aku malah bingung dengan keadaan sekarang. Tidak bolehkah keadilan dan kesejahteraan tercapai tanpa ngongoi nangis dan tergenangnya darah melimpah malah kehilangan jiwa? jika ia benar mengkehendakkan begitu maka aku harus benci pada keadilan. Juga orang-orang yang berkobar menginginkannya.
Kalau kemajuan dan keadilan dinilai dari aspek kekuasaan kita mampu memerintah dunia dengan undang-undang sakral kita , akan wujudlah mereka yang memetir ingin memperjuangkan nilai keadilan dengan sorak-sorak kejenamaan untuk menjenamakan semuanya miliknya. apakah itu dikatakan benar? atau ia adalah kebenaran?
akhirnya aku jadi bingung dengan kemanusiaan.
Tetapi itu ketika aku masih menjadi manusia.
No comments:
Post a Comment